Kota Bandung semakin akrab dengan geliat aktivitas digital. Dari transaksi jual beli online hingga komunikasi politik di media sosial, ruang digital kian menjadi bagian dari keseharian warga. Namun, di balik peluang itu, tersembunyi pula tantangan serius berupa hoaks, penipuan siber, hingga rendahnya kemampuan literasi digital sebagian masyarakat.
Menjawab tantangan itu, Anggota Komite I DPD RI asal Jawa Barat, Aanya Rina Casmayanti, mendorong gerakan literasi digital yang lebih masif dan berkelanjutan. Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Mo’s Hauze Resto, Kota Bandung, Sabtu (6/9/2025), yang sekaligus menjadi ajang serap aspirasi bersama para pegiat jual beli online.
“Kita tidak boleh pasif di tengah disrupsi informasi. Literasi digital harus jadi gerakan bersama, agar warga punya kemampuan membedakan informasi yang benar dan yang menyesatkan,” ujar Teh Aanya.
Aspirasi dari Warga Digital Bandung
Dalam forum dialog tersebut, para peserta menyampaikan keresahan atas maraknya praktik penipuan daring, konten disinformasi, hingga lemahnya perlindungan hukum bagi pelaku usaha kecil di platform digital. Teh Aanya menegaskan bahwa aspirasi tersebut akan diperjuangkan melalui jalur kelembagaan DPD RI.
“Banyak UMKM yang tumbuh berkat internet, tapi mereka juga rentan jadi korban. Negara perlu hadir, tidak hanya dalam bentuk regulasi, tapi juga pendampingan yang memperkuat kemampuan digital masyarakat,” ungkapnya.
Literasi Digital sebagai Pilar Kedaulatan
Menurut Teh Aanya, literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis menggunakan gawai, tetapi juga soal membangun kesadaran kritis dalam bermedia. Ia menilai, warga yang cakap digital adalah modal penting bagi kedaulatan bangsa di tengah derasnya arus informasi global.
“Kedaulatan bangsa ke depan tidak lagi hanya ditentukan oleh kekuatan militer atau ekonomi, tetapi juga oleh kecerdasan digital warganya. Jika warga melek digital, maka demokrasi kita lebih sehat, ekonomi lebih berdaya, dan persatuan bangsa tetap terjaga,” tegasnya.
Gerakan yang Berkelanjutan
Aanya menambahkan, upaya membangun literasi digital tidak bisa selesai hanya dengan seminar atau sosialisasi. Diperlukan kolaborasi lintas sektor—pemerintah, kampus, komunitas, hingga platform digital—untuk menciptakan ekosistem yang aman, sehat, dan produktif.
Dengan pendekatan yang konsisten, ia berharap Bandung dapat menjadi contoh kota dengan ekosistem digital yang kuat, sekaligus tempat lahirnya wirausaha digital baru yang tangguh.