Anggota DPD RI asal Jawa Barat, Aanya Rina Casmayanti, mendorong gerakan literasi nasional yang masif dan berkelanjutan sebagai bagian dari perjuangannya membumikan nilai-nilai kebangsaan. Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan sosialisasi empat pilar MPR RI yang digelar di Mo’s Hauze Resto, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.
Dalam kegiatan yang juga menjadi ajang penyerapan aspirasi masyarakat ini, Teh Aanya—sapaan akrabnya—berdialog langsung dengan para pegiat komunitas literasi Kota Bandung. Sejumlah aspirasi pun disampaikan dan akan diperjuangkan oleh Senator asal Jawa Barat tersebut.
"Empat Pilar MPR RI adalah fondasi kebangsaan. Tapi fondasi ini tak akan kuat jika masyarakat kita masih buta aksara atau miskin literasi," tegas Teh Aanya.
Ia menyampaikan pentingnya peningkatan anggaran negara untuk pengadaan buku dan fasilitas perpustakaan, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Komunitas literasi juga mendorong adanya subsidi atau distribusi buku edukatif gratis dari jenjang PAUD hingga SMA.
Teh Aanya mengaku telah mengusulkan kepada Kemendikdasmen program "15 menit membaca sebelum belajar" untuk menjadi kebijakan nasional di sekolah-sekolah.
"Kebiasaan membaca harus ditanamkan sejak dini, setiap hari. Itu fondasi peradaban bangsa," ujarnya.
Untuk memperluas jangkauan literasi, Teh Aanya meminta dukungan pemerintah membangun lebih banyak Taman Baca Masyarakat (TBM) di desa-desa dan kawasan padat penduduk.
Tak hanya itu, ia juga mendorong pembentukan forum nasional komunitas literasi yang bisa berkolaborasi langsung dengan Kemendikbudristek dan Perpusnas, serta mengusulkan penghargaan atau beasiswa khusus untuk para relawan literasi, guru, dan penggiat literasi.
“Saya juga sudah mengusulkan regulasi dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan aplikasi baca anak dan remaja yang edukatif dan bebas iklan,” tandasnya.
Dengan mengintegrasikan nilai-nilai empat pilar MPR RI dalam gerakan literasi, Teh Aanya berharap masyarakat tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam semangat kebangsaan.