• Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
Canvas Logo Canvas Logo
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Dunia
  • Hukum
  • Keamanan
  • Indeks
Nasional
Laporan: BeritaPolitik.id

Krisis Pembelajaran: 97,1% Guru Tak Dilatih Berpikir Kritis, Prabowo Harus Hati-Hati Pilih Mendikbud

  • Minggu, 04 Agustus 2024 | 09:25
Krisis Pembelajaran: 97,1% Guru Tak Dilatih Berpikir Kritis, Prabowo Harus Hati-Hati Pilih Mendikbud
Presentasi hasil penelitian terbaru Pusat Riset Penggerak Indonesia Cerdas (PRPIC)/Berita Politik
Jakarta. Sebuah temuan mengejutkan terungkap dari hasil penelitian terbaru Pusat Riset Penggerak Indonesia Cerdas (PRPIC). Hampir seluruh pelatihan guru di Indonesia, yakni 97,1%, ternyata tidak mencakup pengembangan keterampilan berpikir kritis. Hal ini menjadi ancaman serius bagi kualitas pendidikan nasional dan masa depan generasi muda.

Keterampilan berpikir kritis adalah kunci untuk menghadapi tantangan di era global yang semakin kompleks. Dengan kemampuan berpikir kritis, siswa dapat menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan yang tepat. Namun, jika guru sendiri tidak memiliki keterampilan ini, bagaimana mereka dapat menanamkannya pada siswa?

Temuan PRPIC ini sejalan dengan rendahnya kompetensi literasi, matematika dan sains siswa Indonesia berdasarkan studi PISA (Program of International Student Assessment). Selama 24 tahun  mengikuti PISA, kompetensi siswa Indonesia masih berada di level 1-2. Level ini sangat rendah dibandingkan negara-negara maju.

“Meski tidak kaget,  hasil riset ini sangat memprihatinkan. Pelatihan guru tidak menjangkau kompetensi bernalar secara serius. Hal ini sangat mengkhawatirkan. Sebab perubahan SDM Indonesia sangat bergantung pada profesionalisme guru. Jika kemampuan nalar guru rendah, nalar dalam pembelajaran di kelas juga rendah. Akhirnya nasib generasi Indonesia di masa depan dipertaruhkan,” tegas Wakil Ketua Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) Achmad Rizali  di Jakarta hari ini, beberapa waktu lalu.

Dalam presentasi hasil riset yang dilakukan di Universitas Internasional Islam Indonesia, peneliti PRPIC Arkhadi Pustaka menyebut dari 378 judul pelatihan guru yang diteliti selama dua dekade (2093-2023) yang bersumber dari google scholars, hanya 11 judul yang melakukan pelatihan berbasis HOTS (higher order thinking skills). Artinya hanya 2,9 persen judul pelatihan berbasis HOTS dan  97,1 persen pelatihan tidak berbasis HOTS.

Yang lebih memperhatikan, menurut Arkhadi Pustaka dari 11 judul pelatihan berbasis HOTS tersebut, hanya 1 judul pelatihan yang membahas proses bernalar melalui pelatihan metode dalam proses pembelajaran. Hal itu menjelaskan 10 judul lainnya hanya membahas soal-soal HOTS dan bukan mengajarkan proses bernalar atau keterampilan  berpikir tingkat tinggi.

Dikatakan Achmad Rizali, hasil riset ini menjelaskan bahwa pelatihan guru di Indonesia hanya didominasi pelatihan tentang media pembelajaran dan teknologi. Substansi materi pembelajaran dan substansi membangun proses bernalar terabaikan. Menurutnya, ada pengabaian terhadap upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia secara terstruktur, sistematis dan masif.

“Meski hasil PISA berkali-kali disampaikan tentang rapor bernalar yang sedemikian rendah, hasil riset ini kembali menunjukkan ketidakpedulian masyarakat, terutama negara, dalam membangun nalar generasi Indonesia melalui pendidikan,” tegas Achmad Rizali.

Ditekankannya, pemerintahan hari ini tidak bisa diharapkan memperbaiki keadaan. Kebijakan pendidikan masih menganggap bahwa hasil evaluasi berupa asesmen, pelatihan pembuatan soal dan pembelajaran menjawab soal adalah jalan pintas memperbaiki mutu pendidikan nasional. Faktanya berkali-kali hasil evaluasi tersebut tidak menjawab problematika mendasar mutu pendidikan.

Hasil riset PRPIC harus menjadi perhatian serius pemerintahan Prabowo-Gibran untuk membangun nalar di dunia pendidikan. Masyarakat saat ini bisa berharap pemerintahan baru dapat mengubah keadaan, setidaknya bisa berada pada jalur yang benar dalam memperbaiki mutu pendidikan nasional.

“Pemerintahan Prabowo-Gibran harus serius bisa melakukan perubahan mendasar dalam mengelola pendidikan di masa mendatang. Hasil riset ini disertai dengan hasil PISA telah membuka mata pemerintahan baru bahwa fenomena rendahnya proses bernalar  di institusi pendidikan dasar dan menengah di Indonesia bukan hanya fatamorgana. Ini sungguh-sungguh terjadi dan puluhan tahun kebijakan pemerintah tidak menyelesaikan masalah ini dan tidak berada pada track (jalur) peningkatan mutu dan nalar ini,” kata pria yang akrab disapa Nanang ini.

Prabowo-Gibran, lanjutnya, harus mampu memilih Menteri Pendidikan dan Kebudayaan secara hati-hati dan tidak hanya berdasarkan kepentingan sesaat dan kepentingan bagi-bagi kue kekuasaan. “Tempatkan menteri pendidikan yang memahami akar persoalan rendahnya mutu pendidikan nasional. Selama lima tahun ke depan, tugas pokok dan fungsinya hanya betul-betul memperbaiki keadaan akibat buruknya mutu pendidikan dasar  dan menengah ini. Fokus memperbaiki,” pintanya.

Selanjutnya, anggaran pendidikan dalam APBN sebesar 20 persen, harus direaktualisasi penggunaannya. Anggaran pendidikan tidak boleh lagi digunakan sebagai dana pelatihan di berbagai kementerian. “Anggaran pendidikan dalam APBN sebaiknya difokuskan  untuk memperbaiki terpuruknya mutu pendidikan nasional secara sistematis , terstruktur dan masif. Jangan gunakan untuk hal-hal di luar masalah kerusakan pendidikan,”tegasnya.

Tags:

GURUBERPIKIR KRITISPRABOWO

Berita Terkait

Guru SD Gresik Pamit Mengajar Ditemukan Tewas misterius di dalam sumur sekolah

Guru SD Gresik Pamit Mengajar Ditemukan Tewas misterius di dalam sumur sekolah

  • 12 Juli, 2025 | 21:40

Teguh Santosa Umumkan Susunan Lengkap Pengurus Pusat JMSI 2025-2030

Teguh Santosa Umumkan Susunan Lengkap Pengurus Pusat JMSI 2025-2030

  • 02 Juli, 2025 | 06:33

Selamatkan Demokrasi dari Tragedi Pembegalan Konstitusi

Selamatkan Demokrasi dari Tragedi Pembegalan Konstitusi

  • 21 Agustus, 2024 | 21:53

Berita Lainnya

Nasi yang Menentukan Takdir Bangsa: Sebuah Cerita tentang Harapan Bangkitnya Kesadaran

Nasi yang Menentukan Takdir Bangsa: Sebuah Cerita tentang Harapan Bangkitnya Kesadaran

  • 17 September, 2025 | 07:25

Oleh: Prof. Agus Pakpahan Rektor IKOPIN Jatinangor   Prolog: Peringatan dari Masa Depan Di sebuah sore di tahun 2045, seorang ana ...

Unipas Morotai Hadirkan Guru Besar ITB, Kupas Tren Masa Depan Jaringan Digital

Unipas Morotai Hadirkan Guru Besar ITB, Kupas Tren Masa Depan Jaringan Digital

  • 17 September, 2025 | 07:20

Universitas Pasifik (Unipas) Pulau Morotai menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Network and Future Trends” pada Kamis, 11 September 2 ...

GABUNGAN PENDEKATAN IDEOLOGI EKONOMI BRICS

GABUNGAN PENDEKATAN IDEOLOGI EKONOMI BRICS

  • 17 September, 2025 | 07:08

Oleh : Dede Farhan Aulawi   Ekonomi BRICS mengacu pada blok negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afr ...

KA HAREUP NGALA SAJEUJEUH, KA TUKANG NGALA SALENGKAH

KA HAREUP NGALA SAJEUJEUH, KA TUKANG NGALA SALENGKAH

  • 10 September, 2025 | 09:54

Oleh: Acep Aan Koordinator Forum Ekonomi Kreatif Desa Budaya Provinsi Jawa Barat Ada pepatah Sunda yang sarat makna: “Ka hareup ngala sa ...

GNS
HUT 79 RI

Terpopuler

PKS Tegaskan Dukungan untuk Prabowo

PKS Tegaskan Dukungan untuk Prabowo

Dirgahayu Polri, Polisi Ideal Itu Ada?

Dirgahayu Polri, Polisi Ideal Itu Ada?

Saatnya Pemerintah Pusat Adil pada Jawa Barat

Saatnya Pemerintah Pusat Adil pada Jawa Barat

KDM Gagal: SPMB 2025 Jabar Tidak Memberi Rasa Keadilan, Demosi Kadisdik Jabar

KDM Gagal: SPMB 2025 Jabar Tidak Memberi Rasa Keadilan, Demosi Kadisdik Jabar

Mamdani, Ibrahim Traore dan Prabowo Subianto: Tantangan Melawan Oligarki

Mamdani, Ibrahim Traore dan Prabowo Subianto: Tantangan Melawan Oligarki

Tag

ANTI PERUNDUNGANDPD RIFIRLI BAHURIGATEBALLHALMAHERA TIMURJMSIJOKO WIDODOKESENJANGAN FISKALKOPERASI PERUMAHAN

Connect with Us

Likes
Follow
Follow
Subscribe

Berita Terkini

Nasi yang Menentukan Takdir Bangsa: Sebuah Cerita tentang Harapan Bangkitnya Kesadaran

Nasi yang Menentukan Takdir Bangsa: Sebuah Cerita tentang Harapan Bangkitnya Kesadaran

Unipas Morotai Hadirkan Guru Besar ITB, Kupas Tren Masa Depan Jaringan Digital

Unipas Morotai Hadirkan Guru Besar ITB, Kupas Tren Masa Depan Jaringan Digital

GABUNGAN PENDEKATAN IDEOLOGI EKONOMI BRICS

GABUNGAN PENDEKATAN IDEOLOGI EKONOMI BRICS

Rubrik Utama

  • Nasional
  • Daerah
  • Dunia
  • Hukum
  • Keamanan

Tag

ANTI PERUNDUNGANDPD RIFIRLI BAHURIGATEBALLHALMAHERA TIMURJMSIJOKO WIDODOKESENJANGAN FISKALKOPERASI PERUMAHAN

Tentang BeritaPolitik.id

BeritaPolitik.id adalah situs penyedia informasi dan berita terkini dan terpercaya yang didedikasikan kepada masyarakat
Tentang Kami / Pedoman Pemberitaan Media Siber / Disclaimer / Kontak Kami / Pedoman Pemberitaan Ramah Anak / Kode Etik Jurnalistik
Copyright © 2021 - All Rights Reserved.